:: Kim Taehyung ::

Aku tidak pernah menganggap hubunganku dengan Cheonsa adalah sebuah pertarungan untuk menentukan siapa yang menang dan kalah. 

Aku tidak juga menganggap diriku kalah karena Jimin akhirnya bersama Cheonsa. Aku tahu bagaimana perasaan mereka. Aku bisa menebak dengan mudah ketika melihat Jimin menatap Cheonsa.

Park Jimin, sahabatku itu ternyata mencintai orang yang sama. Dia mencintai Cheonsa, aku bisa melihatnya. Sayangnya gadis itu tidak menyadari apapun.

Aku tidak tahu ada apa dibalik rencana keluarga Jimin, yang kutahu dan kuyakini adalah mereka tidak mau aku berteman dengan Jimin dan merebut Cheonsa.

Sebenarnya satu tahun terakhir ini aku mendapat beberapa ingatanku kembali. Aku tidak yakin apa itu benar, tapi setiap kali aku bermimpi, semua mimpiku terasa seperti kenyataan yang pernah aku alami. Dan itu alasan aku akhirnya mendatangi klinik hari Sabtu itu.

Ketika Cheonsa memergokiku tengah meminum alkohol dan menemukan sebungkus rokok di dalam jaketku. Juga obat tidur yang kuambil diam-diam dari kamar kakakku.

Semuanya karena mimpi itu. Mimpi pertamaku yang meyakinkanku bahwa aku harus kembali ke alam bawah sadarku untuk mengembalikan semua ingatannku.

Pertama saat aku bermimpi ada seorang anak laki-laki yang tengah menangis di sebuah panti. Kakakku bilang dulu aku tinggal di panti sampai aku masuk SMA. Sebelum aku mengalami kecelakaan itu.

Semua bayangan itu tidak menutup kemungkinan bahwa semuanya adalah memori lamaku.

Aku akan merasa terbebani jika aku tidak menemukan mimpiku. Mimpi itu seolah candu bagiku, hidup keduaku selain aku yang kehilangan ingatanku. Hidupku di masa lalu.

Sayangnya mereka menentangku. Aku tidak mau bercerita alasan di balik aku melakukan semua hal itu. Kakakku sangat sedih saat itu, Jungkook marah, Cheonsa dan Jimin tampak kecewa padaku.

Aku ingin kembali mengingat semuanya bukan karena aku ingin untuk diriku. Persetan dengan masa laluku dan bagaimana hidupku yang dulu. Aku hanya ingin hidupku yang bahagia saat ini, dengan Cheonsa tentunya.

Dan satu-satunya cara hanyalah dengan aku kembali. Aku bisa memiliki Cheonsa kalau aku sudah kembali.

Aku benar-benar lelah dengan hidupku sendiri. Cheonsa tidak lagi mencintaiku. Gadis itu tidak mungkin meninggalkanku dengan mudahnya. Menikah dengan sahabatku sendiri.

Aku tidak mengerti dengan alur hidupku sendiri. Aku dengan mudahnya kehilangan ingatanku dalam sekejap. Tapi kenapa sekarang aku tidak bisa melupakan Cheonsa? Kenapa aku tidak bisa menganggap bahwa Cheonsa hanya masa laluku dan masih ada gadis lain di luar sana yang juga mencintaiku?

"Jungkook."

"Apa?"

"Coba katakan kalimatmu saat kita masih SMA?"

"Yang mana? Kita berbicara setiap hari memangnya aku bisa mengingat semua kalimat yang kukatakan padamu? Dasar gila."

Tidak membantu. Dasar kelinci munafik.

"Kau pernah bilang lupakan masa laluku karena itu hanya kesialan bagiku. Lupakan masa laluku dan belajar mencintai Cheonsa."

Jungkook menatapku sebentar. Ia menghela napas jengah lalu beranjak duduk bersila tepat di hadapanku.

"Aku masih normal."

"Aku tidak tertarik denganmu. Aku tidak ingin melakukan hal aneh padamu."

"Lalu apa?"

"Kau masih mencintai Cheonsa?"

Jungkook menatapku intens. Dasar bocah gila. Kenapa harus berbicara seserius ini?

"Menjauhlah dariku kelinci!" Aku mendorong Jungkook sampai ia terjungkal. Tapi ia malah menyerangku dengan bantal yang ia gunakan. Dia membekapku!

"Ya! Ahu iha iha herahas hohoh!" (Aku tidak bisa bernapas bodoh!)

"Ya Tuhan mereka berdua patah hati sampai menjadi begini? Ya! Kalian tidak boleh menjadi homo!" Kakakku datang terbirit-birit melepaskan Jungkook yang bisa saja membunuhku kalau terus membekapku.

Aku bersyukur aku bisa lepas dari serangan Jungkook yang ototnya berbanyak kali lipat dariku. Coba bandingkan, tidur dan olahraga lebih menyenangkan tidur kan? Jungkook terlalu banyak berolahraga.

"Kalian frustasi karena kehilangan satu wanita sampai-"

"Kakakku terlalu bodoh atau polos? Aku tidak tertarik dengan laki-laki."

Aku melangkah keluar rumah. Mengambil jaketku dan membanting pintu apartmen dengan kasar. Aku bisa gila tinggal dengan dua orang seperti mereka.

Tidak juga sih. Kim Hanna memberikan banyak uang jajan untukku. Kalau dia sudah menikah pasti aku akan banyak dapat uang jajan.

Min Yoongi dan Kim Hanna? Bisakah Yoo Cheonsa dan Kim Taehyung?

Aku tertawa kecil memikirkan kemungkinan satu dari sekian juta peluang di dunia ini. Bisakah aku menikahi adik dari calon kakak iparku?

Bạn đang đọc truyện trên: TruyenTop.Vip