2:38 am

Seoul, 2 Juli 2018

"Dua jam yang lalu kau bilang akan tidur."

"Tadi aku melihat Mark."

"Aubrey, dengarkan aku."

"Tidak Jaemin, kau tidak tahu yang sebenarnya. Kakakku masih berada di sini dan aku yakin aku akan menemukannya."

"Aku juga berharap seperti itu."

"Tidak! Ini kenyataan! Tidak bisakah kau berhenti mengatakan hal-hal buruk tentang kakakku?"

"Minggu lalu kita baru saja menghadiri pemakaman Mark."

"Tapi—"

"Maaf, aku tahu ini sulit. Akan kutelpon lagi besok pagi, oke? Berhenti meminum vitamin di malam hari."

Jaemin bodoh, bagaimana bisa aku memakai selimut kalau bukan Mark yang datang ke sini? Memangnya selimut bisa berjalan sendiri ke atas kasurku?

***

Harusnya pagi ini Aubrey bertemu Jaemin di sekolah, Jaemin sudah berjanji kemarin tidak lagi mengganggu Aubrey di pagi hari. Namun laki-laki bodoh itu malah sudah bertengger di depan rumah Aubrey dengan senyum lebar yang tidak pernah luntur dari wajahnya.

"Ibu, katakan pada Mark untuk membereskan kamarnya. Tadi pagi aku melihat bajunya berserakan dimana-mana."

"Aubrey! Jaemin sudah menunggu. Hentikan omong kosongmu. Ibu sedang sibuk mengurus Cassie."

"Aish, yang benar saja? Tidak bisakah Mark mengurus kucingnya sendiri?"

"Aubrey—"

"Iya iya, aku tahu. Ibu akan bilang Mark sudah tidak ada, kan?"

Aubrey menatap lelah kedua manik Ibunya. Ini sudah tujuh tahun semenjak Mark jarang pulang ke rumah. Atau jika memang ia pulang, ia hanya akan mengambil beberapa baju dan memberi makan Cassie. Atau tambahan lainnya menyelimuti Aubrey ketika gadis itu sudah tertidur lelap. Masa iya keluarganya tidak bisa mengerti kebiasaan anak sulungnya itu?

"Aubrey, Ibu tahu ini tidak mudah. Tapi kau tahu ini sudah berakhir, kan?"

Yang benar saja, Ibu?

"Hubunganku dengan Mark tidak akan pernah berakhir. Bagaimana bisa kalian berhenti memikirkan saudaraku sedangkan mungkin saja ia sedang sedih di luar sana? Berhenti mengkhawatirkanku kalau kalian tidak bisa menjaga Mark untuk tidak jadi seperti ini."

Aubrey tidak melakukan ritual pagi kepada Ibunya, no cheek kisses, and no breakfast. Aubrey sudah kenyang dengan kata-kata Ibunya.

"Apa kau sarapan dengan teriakan lagi, nona?"

"Diam dan cepat jalan."

Jaemin hanya menghela napas kemudian mensejajarkan langkahnya dengan Aubrey. Gadis itu terlihat baik. Jauh lebih baik dari hari sebelumnya. Kalau Aubrey terlihat marah, artinya gadis itu masih hidup.

Beda lagi jika Aubrey diam. Tidak ada celoteh pagi dan pertengkaran dengan Ibunya. Jaemin pikir jika Aubrey berdiam seperti itu lebih baik gadis itu mati saja sekalian.

"Tidakkah kau bosan terus mengelak kenyataan?"

Kali ini mereka sudah berada di halte. Menunggu bus dan Jaemin seperti biasa menaruh handuk kecil di atas pangkuan Aubrey. Rok gadis itu terlalu pendek bagi Jaemin, dan handuk Jaemin di pagi hari dijamin bersih.

Kalau siang hari jangan ditanya, sepulang sekolah Aubrey memilih untuk menaruh tasnya sendiri di pangkuannya sebelum Jaemin dengan bodohnya menaruh handuk dengan keringat sisa berlarian di lapangan dengan Donghyuck dan Jeno.

"Jaemin, tidakkah kau merasa bodoh mengatakan Mark sudah tidak ada?"

Jaemin hanya diam. Lebih mementingkan bus yang segera datang di hadapan mereka dan membantu Aubrey agar gadis itu tidak lagi terselip ketika menaiki bus pagi-pagi. Terakhir kali Jaemin lengah, Aubrey salah menapak tangga bus dan hampir terseok pria paruh baya yang sama-sama ingin menaiki bus.

Tidak ada yang bisa disalahkan selain kecerobohan Aubrey.

"Kau tahu? Semalam aku menelfonmu karena aku memang benar berbicara dengan Mark."

"Apa yang ia katakan?"

"Mark bilang, sebentar lagi akan selesai."

"Maksudnya?"

Aubrey pun bingung dengan maksud kakaknya. Aubrey memandang keluar jendela dan membiarkan Jaemin tidak bertanya lagi. Jaemin juga tidak terlalu peduli, ia yakin Aubrey hanya bermimpi lagi malam tadi. Sudah dikatakan, kan? Mark sudah tidak ada saat ini.

"Mungkin ia akan segera menyelesaikan balas dendamnya?"

Namun jawaban Aubrey yang satu ini membuat bulu kuduk Jaemin meremang dan keringat seolah memaksa untuk membasahi kedua telapak tangannya.

Haruskah secepat ini?

Bạn đang đọc truyện trên: TruyenTop.Vip