𝟎𝟎𝟔

━━━━━━━━┓ ✠ ┏━━━━━━━━




"𝓢𝓲𝓪𝓹𝓪 cik muda kau? Aku Alessa lah! Alessa!" Aku berteriak marah.

Rupa aku tidak ubah seperti orang histeria.

Makcik Rubella sudah menangis sambil memeluk tubuh aku yang terasa lemah.

Tiada kudrat lagi tersisa untuk aku menolaknya. Aku biarkan sahaja perilakunya.

" I'm so sorry dear. It's all my fault. I should have told you about this before but it's confidential. Not until you're at the right age to bear the responsibility...sorry we hide these behind your back"

Tak sudah-sudah mulutnya meminta maaf.Pelukannya terus dieratkan.

Tak semena-mena aku tergelak sinis.

" Jadi memang makcik taulah? Seronok ke memperbodohkan saya selama ini?hah? Patutlah makcik beria-ria suruh saya belajar dekat bandar sebab ini rupanya kan? Jawablah makcik!" Aku menengking kuat.

Satu-satunya manusia yang aku paling sayangi dalam dunia ini sanggup buat aku begini?

Apakah aku sama sekali tidak layak untuk merasai kebahagiaan hakiki?

Bahunya aku goncang dengan kuat lalu aku menyambung,

" for all these years I told myself that I had no one else to relay except you. You said my parents die but I know so damn well they're abandoned me! I am just an orphan you took from those shabby orphanage!"

Segala yang aku pendam selama ini akhirnya terluah juga pada makan itu.

Sebak di dada tidak sesakit hati yang selama ini percayakan manusia yang aku sanjung seperti  figura seorang ibu, menipu aku hidup-hidup.

"Kenapa? Kenapa baru sekarang?"soal aku dengan lemah.

Tangan yang mencengkam bahu makcikku terlurut jatuh.

Setitis air mata perlahan-lahan jatuh membasahi pipiku yang mulus.

Aku tak mampu nak hadap kebenaran ini.

Sungguh aku tak mampu.

Mereka yang sedari tadi diam tidak berkutik mulai bersuara,

" ini adalah di luar jangkaan kami sendiri ,cik muda. Arahan yang di keluarkan juga dari mendiang nenek cik muda. Dia sendiri bertegas untuk tidak mencari cucunya atas faktor keselamatan diri cik muda juga..." pujukannya bagi pendengaranku amatlah plastik. Bahkan membuatkan aku kembali tertawa sinis.

"Hah, faktor keselamatan apa ni? Tolonglah ini bukan drama macam cerita Penthouse yang ada bunuh-bunuh tu..."

"Unfortunately, yes milady.It's because of those factor they hide your birth to prevent the last heiress from cease to exist" jelas jejaka yang aku rasa namanya Niko?

Wajahnya yang sebentar tadi penuh keanak-anakan berubah serius.

Aku meneguk air liurku.

Pahit.

Inilah realiti kehidupan . Manusia lebih pentingkan status dan harta. Demi secebis kemewahan, nyawa manusia yang tidak berdosa menjadi taruhan.

Tak ubah seperti buah catur yang sesuka hati digerakkan mengikut arahan si pemain.

"Even though it is all true,aku tak layak ke nak tahu asal usul aku sendiri? Korang takkan paham kepayahan dan kesusahan yang aku hadapi selama ini. Aku dicaci,di maki ,disisihkan atas sebab aku lahir tanpa ibu bapa. Funny isn't? They're just toddlers but those bunch of words it's like a sword perching through my heart, leaving me with these unhealing wounds" aku menepuk-nepuk dadaku sambil teresak nangis.

Lelah.

Aku lelah dengan semua yang telah terjadi.

Biarkan aku pergi dengan tenang. Jauh dari semua perkara yang tak masuk dek akal.

Terasa bagaikan tubuh aku berada diawangan,lalu semuanya menjadi gelap gelita.

THUD!

━━━━━━━━┓ ✠ ┏━━━━━━━━

Bạn đang đọc truyện trên: TruyenTop.Vip